Tuesday, September 21, 2010

Hati Sebesar Cawan

" Waduh, Kenapa hidupku selalu dirundung malang begini setiap hari ?" lelaki itu berkeluh kesah. selam hidupnya dia tidak pernah merasakan ketenangan yang sebenarnya. Hatinya tidak pernah sepi dari kerisauan. Pikirnya Tuhan tidak pernah sudi memberikan kedamaian hati kepadanya. Dia sangat cemburu apabila dia memandang sekelilingnya. Mereka bebas tertawa dan mudah tersenyum. Tapi dia ? Dia hanya mampu tenggelam dalam kesepian dan keresahannya sendiri.



Hatinya tidak mampu mengisi segala masalah yang menghimpit jiwanya. lalu setelah lelah dan puas berpikir. Suatu hari dia berjalan lunglai ke ujung suatu kampung. Niatnya untuk menemui seorang lelaki tua yang setiap hari wajahnya kelihatan sejuk,  tersenyum, dan penuh kedamaian. Dia ingin sekali mengetahui apa yang menjadi rahasia dari lelaki tua tersebut.



Setelah bertemu dengan lelaki tua tersebut, dia menceritakan semua masalah, keluh kesah serta keriasauan yang sering dia alami. Lelaki tua itu mendengarnya sambil tersenyum. Lalu lelaki tua itu mengajaknya ke sebuah kolam yang besar dan jernih serta membawa sebuah cawan. pemuda itu mengikutinya sambil merasa keheranan.



" Anak muda..." Lelaki tua itu bersuara.

" Isi cawan itu dengan air dan masukan sebungkus garan ke dalamnya." ujarnya lagi

"Sekarang kamu minumlah air tersebut" dengan keheranan pemuda itu mengikuti kata2 lelaki itu.

"Apa rasanya ?" tanya lelaki tua itu ketika melihat muka si pemuda itu berkerut.

"Asin !" jawab si pemuda

"Sekarang kamu masukan sebungkus garam ke dalam kolam itu, dan kamu minum airnya" Pemuda itu mengikuti tanpa berani membantahnya.

"Apa rasanya, anakku?" tanya lelaki tua itu.

"Tawar, tidak asin seperti tadi." pemuda itu menjawab sambil melap mulutnya.



"Anakku, apa kamu mengerti, mengapa aku menyuruhmu berbuat begitu ?" tanya lelaki tua itu sambil memandang pemuda tersebut.



"Anakku, beginilah perumpamaan kita dan masalah. Garam itu umpamanya masalah. cawan dan kolam itu seumpama hati kita. Setiap orang mempunyai masalah, ditimpa oleh masalah dan diuji dengan masalah. Tetapi, kalo hati kita sebesar cawan, maka kita akan merasakan pahiitnya masalah itu, pedihnya hati kita dan keresahan kita. Tetapi kalo hati kita sebesar kolam, masalah tidak akan menggangu kita. Kita masih boleh tersenyum, sebab kita akan mengerti masalah, bukan hadir untuk menyusahkan kita. Masalah dianugerahkan untuk kita berpikir, untuk kita belajar bersabar.Masalah akan memberi hikmah kepada kita.

Anakku, itulah rahasiaku. Aku senantiasa berlapang dada, aku senantiasa membesarkan jiwaku, supaya aku boleh berpikir tentang perkara-perkara lain yang masih boleh memberi kebahagiaan kepadaku. Aku tidak akan sesekali membiarkan hatiku menjadi sekecil cawan, sehingga aku tidak mampu menanggung diriku sendiri."



Maka pada petang itu juga, pemuda itu pulang dengan senyum terukir di wajahnya. Dalam hati dia berjanji untuk senantiasa membesarkan jiwanya dan berlapang dada.



Sahabat sekalian, janganlah kita membiarkan kita lemas dalam masalah. Tetapi nikmatilah masalah itu. Sesungguhnya ada hikmah sebaliknya.

Taken from : Bunda-Penolong Abadi

No comments: