Thursday, June 15, 2017

*Sekali Tempo Mari Jalan Jalan Ke Rumah Sakit*



Jalan jalan ke luar negeri, atau daerah wisata dalam negeri atau ke mall, merupakan hal yang sering kita dengar bahkan, kita pun melakukannya.
Tetapi jalan jalan ke Rumah Sakit merupakan sesuatu yang aneh
Ternyata.....*Bagus, sebagai bahan renungan bagi kita semua*
*Sekali waktu jalan-jalanlah Ke Rumah Sakit, jangan ke Mall saja*
Di sana Anda akan  menemukan orang-orang yang nasibnya tidak seberuntung Anda.

*Masuklah ke ruang ICU.*
Lihat, Anda akan menyaksikan pasien yang sedang berjuang mempertahankan nyawanya.
Mereka terlihat sangat lemah, sehingga hidupnya dibantu berbagai macam peralatan.
Mulai dari peralatan monitor untuk memantau denyut nadi dan jantung serta pernapasan.
Mulut dipasang selang untuk memasukkan bahan nutrisi.
Di hidungnya terpasang selang untuk mengalirkan oksigen sebagai alat bantu pernapasan. Selang lainnya terpasang untuk mengeluarkan urine, cairan lambung dari bagian tubuh lain.
Jika mereka sadar mungkin mereka dihantui ketakutan akan malaikat maut yang siap siaga menjemputnya.
Bandingkan dengan Anda saat ini. Hidup Anda relatif tidak dibantu alat apapun. Bernapas dengan leluasa di alam bebas tanpa harus dibantu oksigen.
Jantung berdegup dengan normal tanpa bantuan alat. Sehingga Anda bisa beraktifitas dengan leluasa. Berkumpul dengan keluarga.

*Tengok pula ruang Kemoterapi.*
Di sana Anda akan menyaksikan orang-orang yang tengah berjuang dengan penyakit kankernya.
Lihatlah wajah-wajah mereka. Tidak ada keceriaan.
Tubuh mereka terlihat kurus, Kulit mereka relatif menghitam, sementara rambut mereka semakin hari semakin menipis.
Bandingkan dengan Anda.
Kini mungkin Anda sedang berdandan di depan cermin sambil. Siap-siap jalan-jalan bersama teman mencari tempat yang cocok untuk ber-swa foto.

*Kunjungi pula ruang Hemodialisa.*
Di sana puluhan orang berjejer berbaring di ranjang dengan tangan terikat selang. Mesin hemodialisa sedang menggantikan peran ginjal mereka yang tidak berfungsi alias gagal ginjal.
Mereka bolak-balik ke Rumah Sakit seminggu dua kali selama seumur hidup. Di luar itu, mereka tidak bebas makan dan minum seperti orang sehat.
Bandingkan dengan hidup Anda.
Ginjal anda berfungsi dengan normal tanpa bantuan apa pun dan siapa pun.
Anda pun leluasa memakan dan meminum apa saja. Tidak seperti pasien gagal ginjal. Minum tidak boleh sesuka hati. Makan buah-buahan menyebabkan sesak nafas.

*Tengok pula ruang rawat inap...*
Di sana Anda akan menemukan pasien beraneka macam penyakit.
Mulai dari yang sesak napas, susah buang air besar, stroke, jantung, diabetes, hingga pasien yang mengalami penyakit berat seperti radang paru-paru, kanker, hingga bocor jantung.

*Dan terakhir*, jangan lupa Anda tengok juga ke bagian administrasi. Anda akan menyaksikan keluarga pasien menyerahkan uang jutaan bahkan puluhan jutaan rupiah sebagai biaya pengobatan salah satu anggota keluarganya.
Wallahu a’lam, mungkin uang yang diserahkan ke pihak rumah sakit itu hasil tabungan selama bertahun-tahun ataupun uang pinjaman.
Terlihat wajah ambigu mereka setelah menyelesaikan administrasi.
Di satu sisi gembira karena anggota keluarganya bisa pulang ke rumah.
Namun di sisi lain sedih karena kehilangan uang yang tidak sedikit jumlahnya.
Bandingkan dengan Anda...
Uang anda mungkin kini aman di dompet atau bank sehingga dengan leluasa bisa Anda gunakan untuk keperluan apapun.

Sungguh, *Orang-orang yang sehat harus benar-benar bersyukur atas kesehatannya*.
Dan pasien-pasien yang kini berada di Rumah Sakit lah yang akan mengingatkannya.

Dengan menyaksikan orang-orang yang kini terbaring di rumah sakit ini selayaknya hati kita tergugah untuk benar-benar bersyukur dan menjaga kesehatan.
*GBU always...*🙏🏻🙏🏻

Wednesday, June 14, 2017

Kebahagiaan ITU bagian Dari...

Seorang dosen tengah berjalan santai bersama seorg  mahasiswa di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yg sudah usang & lusuh.

Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yg sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

_Sang mahasiswa melihat kpd dosennya & berkata :_
*Bgmn kalau kita candai tukang kebun ini dgn menyembunyikan sepatunya,* kemudian kita bersembunyi dibelakang pepohonan, nanti ketika dia datang, kita lihat bgmn dia kaget & cemas krn kehilangan sepatunya...

_Dosen itu menjawab:_
Mahasiswaku, _*tidak pantas kita menghibur diri dgn mengorbankan org miskin.*_
*Kamu kan seorg yg kaya & kamu bisa saja menambah kebahagiaan utk dirinya...*

*Sekarang  coba kamu masukkan bbrp  lembar uang kertas ke dlm sepatunya,* _kemudian saksikan bgmn respon dari tukang kebun miskin itu?_

_Sang mhsiswa sangat takjub dgn usulan dosennya._
*Dia langsung  memasukkan beberapa lembar uang ke dlm  sepatu tukang kebun itu.* _Setelah itu ia bersembunyi di balik semak2 bersama dosennya sambil mengintip apa yg akan terjadi dgn tukang kebun._

Tak brpa lama datanglah tukang kebun itu, sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya, dia menuju, tempat dia meninggalkan sepatu sblm bekerja.

Ketika ia memasukkan kakinya ke dlm sepatu, ia menjadi terperanjat, krn ada sesuatu yg mengganjal di dalamnya.

Saat ia keluarkan ternyata, *uang...*
Dia memeriksa sepatu yg satunya lagi, ternyata juga berisi *uang...*
Dia memandangi *uang* itu ber-ulang2 seolah ia tidak percaya dgn penglihatannya.

Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru namun ia tidak melihat seorg pun.

_Sambil menggenggam uang itu lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit ia berucap :_
*“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Tuhanku yg maha Pengasih & Penyayang...*
_Engkau Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit & anak2-ku  kelaparan, mrk belum mendapatkan makanan hari ini._

*Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan...”*

_Dengan kepolosannya dia terus menangis terharu sambil memandangi langit sbg ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari *Tuhan Yang Maha Pemurah & Penyayang*._

Sang mhsiswa sangat terharu dgn pemandangan yg di lihatnya dari balik persembunyian itu Air matanya menetes tanpa dapat ia bendung.

_Sang dosen yg bijak tsb.pun berkata pd mahasiswanya :_
_“Bukankah sekarang kamu *merasakan kebahagiaan yg lebih* dari pada kamu melakukan usulan pertama dgn menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”_

_Sang mahasiswa menjawab :_
*"Aku telah mendapatkan pelajaran yg tidak akan aku lupakan seumur hidupku."*
_Sekarang aku paham makna kalimat :_
*“Ketika kamu memberi,* _kamu akan memperoleh *kebahagiaan yg lebih banyak* daripada ketika kamu diberi”._

_Sang dosen melanjutkan nasehatnya, & ketahuilah bhw *bentuk pemberian itu ber-macam2 :*_
1. _Memaafkan kesalahan org di saat kamu mampu melakukan balas dendam_,...adalah suatu *pemberian.*

2. _Mendoakan teman & saudaramu di belakangnya_ (tanpa sepengetahuannya) itu adalah juga *pemberian.*

3. _Berusaha berbaik sangka & menghilangkan prasangka buruk,_ juga suatu *pemberian.*

4. _Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita dibelakangnya_ adalah *pemberian* juga.

Ini semua adalah *"pemberian"*

Marilah kita saling *"memberi & berbuat baik"*, niscaya _*hidup kita akan menjadi lebih indah.*_

*"Ternyata hidup itu Indah"*

Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat utk sesama.

*Selamat menabur kebaikan*

Tuesday, June 13, 2017

*SAWANG - SINAWANG*



● Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya _*tanpa berkeluh kesah..*_

● Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan _*mensyukuri..*_

● Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata ia begitu _*menikmati*_ badai ujian dlm kehidupannya..

● Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia _*"menjadi apa adanya"..*_

● Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, Ternyata ia selalu tunduk pada _*Allah untuk bergantung..*_

● Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain.. Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku.. Tapi _*rejekiku tahu di mana diriku..*_

● Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya _*menuju kepadaku.*_

● Allah yang Maha pengasih _*menjamin rejekiku*_, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

● Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai _dari hasil bekerja.._ Karena bekerja adalah _*ibadah*_, sedang _*rejeki itu urusan-Nya..*_

● Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah _*kekeliruan berganda..*_

● Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan _*ditinggal mati..*_

● Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang _*telah dinikmatinya..*_

● Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh sekehendak-Nya.. Ikhtiar itu perbuatan.._*Rejeki itu kejutan..*_

● Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak.._*"Darimana dan digunakan untuk apa" Karena rejeki hanyalah "Hak Pakai", bukan "Hak Milik"...*

Semoga kita senantiasa menjadi orang yg bersyukur.aamiin.,3x

Monday, June 12, 2017

Seri Parenting : Mendidik Anak Laki-Laki by Jarot Widjanarko

Halloooo pembaca... setelah sekian lama kami tak menulis, saat ini kami kembali lagi. Semoga anda sekalian tetap setia selalu mengintip dan membaca dari blog kami. Kali ini kami ingin mengangkat masalah pendidikan. Lebih tepatnya pendidikan keluarga, yg istilah kerennya sekarang dipakai di Indonesia adalah PARENTING.

Mendidik anak, gampang-gampang susah, begitu juga yang dialami penulis. Namun anda tak perlu bersusah hati terlebih dahulu, karena saat ini masyarakat Indonesia sedang getol-getolnya banyak menggali dan berbagi masalah dunia pendidikan, bahkan motivator nasional  sekelas Tung Desem Waringin yang tadinya hanya mengupas masalah-masalah marketingpun kini mulai melirik dunia Parenting..



Nah, dalam artikel kami kali ini... kami tidak membahas masalah Parentingnya Bpk Tung Desem Waringin melainkan dari praktisi Parenting yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan, yaitu Bapak Jarot Widjanarko. Kali ini kami ingin mebagikan mengenai bagaimana cara mendidik anak laki-laki. Semoga berkenan...








Tuesday, October 18, 2016

Belajar MENG-ANTRI Sepenting Belajar Berhitung dan Matematika


Seorang guru di Australia pernah berkata kepada saya
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Saya mengekspresikan keheranan saya, karena yang terjadi di negara kita kan justru sebaliknya.

Inilah jawabanya;

1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;” jawab guru kebangsaan Australia itu.

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk MENGATASI KEBOSANAN saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

6. Anak bisa BELAJAR BERSOSIALISASI menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak BELAJAR TABAH dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.

10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia MENYEROBOT ANTRIAN dan HAK ORANG LAIN.

11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”

2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.

4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.

5. dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?

Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?

Ah sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementerian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral. ?

Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini ?

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia.

Yuk kita ajari anak kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik.
Yuk kita mulai dari keluarga kita terlebih dahulu, ... mau ?

Tuesday, October 4, 2016

Marry Someone Who...

Bagaimana sih kita menikah? 



Monday, September 5, 2016

8 Daily Good Sayings to Change Your Kid's Behaviour Positively


Kids. They grow up so fast, and before we know it they are out in the real world, and we are left wondering if we’ve done enough to prepare them for what’s out there! Here are a few simple things you can add to your daily conversations with your kids that can change the way they think about themselves, and others.

1. TRY IT!

tEncourage your littleone toexperience  new things, and learn to enjoy getting outside of their comfort zone. You may have to hold their hand at first, but don’t be afraid to let go, and see how they do on their own. It’s a big, beautiful world out there, and your child should grasp every opportunity to delight in it!

2. IT’S YOUR CHOICE

Giving your child choices to make even early on in life will instill confidence in themselves. Knowing that they have choices, the freedom to choose, and your support all along the way is priceless.


3. YOU ARE SAFE AND LOVED

This may seem an odd or clunky thing to say, but letting your kid know that they are safe when they are with you is pretty important. While ensuring their safety and happiness is always the goal as a parent, verbalizing it every once in a while shows how much they are valued, and reassures them of their security.



Read more at http://blog.thebreastcancersite.com/say-these-8-things-every-day/#XE3KyCZxZlLeocSO.99